Senin, 30 November 2015

My Mind

Aku tidak sendiri, dengan music melantun “secret” ditambah suara guyuran air mandi temanku, beberapa suara pesan dari HP ting tang ting tung #temanku..dan hentakan jari menari di keyboard. Sebuah ritme sempurna pengantar monolog yang baik. 

Mengingat 18 hari terakhir ini kuhabiskan bersama sekumpulan teman baru yang terhubungkan karena ketugasan. Mostly I spend my time to walk alone. But Im not lonely. 
Am I? 

Sendiri itu tidak terlalu buruk, hanya membutuhkan pemahaman dan sedikit keberanian untuk melangkah. 

Sejatinya manusia makhluk individu dengan kecenderungan bergantung yang tidak boleh terlalu tinggi pada makhluk. Hanya pada Allah tempat satu-satunya yang layak kita jadikan sandaran. 
Tidak ada yang pasti, tidak ada yang abadi, roda akan berputar, tinggal menunggu hitungan waktu. 

Senin, 19 Oktober 2015

Hello Midwifery...!

13 Bulan si anak lulusan 2014 tidak lagi terpapar update kebidanan secara formal. Bagaimana perkembangan dunia pendidikan? Masihkah sama? Bagaimana penanganan terbaru pada kasus-kasus kebidanan?
Beberapa informasi "mampir" dengan daftar pustaka dan sumber abu-abu. Iya abu-abu belum putih. Karena belum ada edaran secara resmi. Di bawah ini uraian singkatnya:

  1. Bidan PTT akan diangkat sejumlah 42.245 orang. Sumbernya bisa dilihat di sini: http://sehatnegeriku.com/seluruh-tenaga-kesehatan-ptt-diangkat-menjadi-pns-di-tahun-2016/?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter. Jumlah yang luar biasa. Apakah nanti kedudukannya sebagai pegawai pusat atau daerah masih belum ada keterangan lebih lanjut. Tapi jika nantinya akan menjadi ASN pemerintah daerah tentunya harus dipertimbangkan ulang alokasi dan kebutuhan formasinya. Sebab tidak semua provinsi/pemda mempunyai APBD yang mencukupi. Seperti kasusnya di daerah wilayah saya bekerja saat ini, setiap kali pengadaan CPNS selalu saja pemenuhan tidak seimbang dengan kebutuhan/permintaan. Lebih parahnya lagi tidak ada lowongan formasi bidan di kabupaten pada tahun 2015. Sebuah kebijakan sensasional dan logis yang harusnya sudah dilakukan pemerintah sejak dulu. Bidan adalah ujung tombak kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Dengan meningkatnya kesejahteraan tenaga kesehatan khususnya bidan, diharapkan kualitas pelayanan kebidanan juga akan meningkat. Pemerataan tenaga kesehatan di daerah-daerah terpencil dan tertinggal akan terpenuhi. Terlepas bagaimana regulasi status ASN pengangkatan Bidan PTT, semoga apa yang sudah terlanjur menyebar sebagai harapan indah sebagian besar bidan di Indonesia ini dapat terlaksana dengan sukses. Aamin.
  2. Syarat terbaru untuk mengurus perpanjangan STR semakin panjang. Standar pengembangan profesi menjadi bidan profesional adalah melalui syarat yang harus dipenuhi oleh setiap bidan dengan mengumpulkan 25 SKP selama 5 tahun. 

  • Unsur UTAMA SKP adalah dari PENDIDIKAN dan PELAYANAN. Sebagai contoh: setiap bidan yang melayani pemeriksaan ANC minimal 150 orang akan dikonversikan menjadi 1 SKP. (dibuktikan dengan register dan Askeb). #Ternyata dokumentasi Askeb adalah never ending duty. Untuk INC atau PNC dengan memberikan asuhan 1 px/bulan atau 12 px/tahun dikonversikan menjadi 1 SKP.#iya kecil sekali nilainya. Kemudian imunisasi 50 orang 1 SKP. 
  • UNSUR PENUNJANG SKP adalah dengan mengikuti berbagai kegiatan seminar, pertemuan IBI, dan pengabdian masyarakat. Jika kedudukannya sebagai pengurus IBI maka cukup dengan hadir 1x sudah bisa dikonversikan menjadi 1 SKP, sedangkan untuk anggota maka minimal 10x kehadiran baru bisa dikonversikan menjadi 1 SKP. Dari semua syarat apabila sudah terpenuhi sejumlah 25 SKP maka diwajibkan mengirimkan ke cabang beserta bukti fisiknya. Bukti fisik disini yang dimaksud adalah berupa Askeb, register, foto, daftar hadir dsb. 

Demikian sekilas info yang berhasil saya rangkum. Semoga bermanfaat. 


Jumat, 31 Juli 2015

Catatan Akhir di Bulan Juli

This evening, I saw my self in the mirror
So far away, my reflections staring forward
as they told me
You have to change!
Reach all the possibilities, in the name of Allah
if Allah will, I will do so..

beberapa pemikiran hanya sempat mampir di note, kadang terhapus setelah dibaca ulang, tidak mampu terucapkan. Mungkin jika di visualkan jiwaku nampak seperti kain yang sangat usang.

Aku tahu, tapi tidak bisa mengaplikasikan apa yang ku tahu.
ingin bicara tapi kata-kata seakan berhenti di tenggorokan saja.
Mengeja kata ku terbata
Menterjemahkan ucapan sungguh dulu tak se-rumit ini
apa sebenarnya yang terjadi?
ku terasing di keramaian.
hina nya diri membuat tak mampu memandang langit
terlalu malu pada Mu..
Terlalu banyak dosa dan aib
jika mati seonggok daging ini pasti busuk tak terperi
siapa yang mau menerima ku
jangankan teman, orangtuapun pasti meninggalkanku sendiri di peluk bumi
tinggalah jasad menanggung yang harus dipertanggungjawabkan

tak mau jiwaku mati saat jasadku masih hidup!!
Tak ingin namaku hanya terukir di batu nisan dan selembar kertas!!
makna hidup di hati manusia lain, seberapa banyak dan seberapa lama, sekuat apa jiwa-raga berlari ditinggalkan jutaan manusia lain
seistimewa apa aku di mata orang sekitarku
masihkah menjadi sama di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, dunia,bumi, galaksi.
sungguh tak ada hak sama sekali secuil sekalipun untuk merasa bangga
apa yang dikejar
kenapa hidup disini
mengenalmu, orang lain disekitarku

pantaskah hati ini merana hanya karna dunia yang sementara
padahal kehidupan setelah mati itu jauh lebih kekal
bahagiaku sederhana
lets living this short live!!

*awakening for myself

Rabu, 24 Juni 2015

7th Ramadhan 1436 H

 "Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku, dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku, dan perbaikilah untukku akhiratku yang kepadanya aku kembali, dan jadikanlah kehidupan (ini) menambah untukku dalam setiap kebaikan, dan kematian menghentikanku dari setiap kejahatan. Ya Allah bebaskanlah aku dari (siksa) api Neraka, dan lapangkanlah untukku rizki yang halal, dan palingkanlah daripadaku kefasikan jin dan manusia, wahai Dzat Yang Hidup dan terus menerus mengurus (makhluk-Nya)"

"Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa Neraka. Wahai Dzat Yang Hidup lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemulyaan."

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon hal-hal yang menyebabkan (turunnya) rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, keteguhan dalam kebenaran dan mendapatkan segala kebaiikan, selamat dari segala dosa, kemenangan dengan (mendapat) Surga serta selamat dari Neraka. Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurusi makhluk-Nya, Wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. "

  "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu pintu-pintu kebajikan, kesudahan (hidup) dengannya serta segala yang menghimpunnya, secara lahir-batin, di awal maupun di akhirnya, secara terang-terangan maupun rahasia. Ya Allah, kasihilah keterasinganku di dunia dan kasihilah kengerianku di dalam kubur serta kasihilah berdiriku di  hadapanmu kelak di akhirat. Wahai Dzat Yang Mahahidup, yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. "

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, 'afaaf (pemeliharaan dari segala yang tidak baik) serta kecukupan."

 "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai pengampunan maka ampunilah aku. "

"Ya Allah, aku mengharap rahmat-Mu maka janganlah Engkau pikulkan (bebanku) kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata, dan perbaikilah keadaanku seluruhnya, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. "

"Ya Allah, jadikanlah kebaikan sebagai akhir dari semua urusan kami, dan selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat."

"Ya Tuhan kami, terimalah (permohonan) kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, wahai Dzat Yang Maha Hidup, yang memiliki keagungan dan kemuliaan."

Kamis, 01 Januari 2015

9 Rabi'ul Awal 1436 H

Alhamdulillah, atas segala karunia yang telah Allah berikan. 
 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2015 bukan menjadi hari spesial atau tahun yang patut dirayakan, wong sekarang ini tanggal 9 Rabi'ul Awal 1436 bagi umat Islam. Tapi saya juga ndak akan saklek dengan membuang kalender masehi di rumah, mau tidak mau kan Indonesia dan sebagian besar penanggalan yang dianut bukan kalender hijriyah. hehe

Nanti malam di deket rumah pasti masih banyak kembang api, pesta, maupun makan-makan secara masif terstruktur dan sistematis. Tidak bisa dipungkiri meski mayoritas masyarakat di sekitar rumah adalah muslim namun terbawa budaya ala-ala barat. Seperti kata penulis faforit saya Om Tere Liye: "Jika saja Bung Karno masih hidup pastilah beliau akan sedih, gimana ndak sedih Indonesia yang diperjuangkan kemerdekaannya dengan darah dan air mata ternyata mulai kehilangan identitas. Budaya mulai dari berpakaian, bicara, maupun makanan tidak jelas kebarat-baratan atau ketimur-an." Di luar negri yang baru saya ketahui ternyata kalau mau menyalakan kembang api ada aturanya, "Regulation and Safety" seperti harus di tempat yang tidak membahayakan, baik penjual maupun pembeli terikat oleh undang2 yang mengatur tentang "Hazardous Substance" atau kategori bahan berbahaya. Anak-anak gak boleh menyalakan kembang api sembarangan tanpa dampingan orang dewasa. Sisi baiknya mereka rata-rata sangat patuh pada aturan tersebut, sehingga kejadian yang tidak diinginkan sangat minimal.

Di Indonesia??? #ngelus dada
Kalopun ada peraturan cara pemakaian kembang api di kemasannya, dilihat pun tidak apalagi mau patuh.
Pada pemukiman padat yang temboknya hanya dipisahkan gang semeter, anak-anak balita tanpa dampingan orang dewasa dengan gembira menyalakan bahan yang bisa saja mempreteli jari mereka. Selain suaranya yang sangat mengganggu kesejahteraan telinga secara lahir batin belum lagi kalau sampai ada kembang api yang kesasar ke rumah dan membakar apapun yang dihinggapinya.
Tak ada pembenaran yang pantas untuk melegalkan kembang api dinyalakan oleh setiap orang. Setiap ada suara kembang api berfikirkah yang menyalakan tentang orang yang mungkin tengah berduka, diuji sakit, mempunyai bayi kecil, jantungan, atau kelaparan karna tidak mampu membeli makan. Adakah yang sedang seperti itu? ADA. INSYAALLAH! 



Sabtu, 01 November 2014

Perjalanan singkat S1 Kebidanan



Sudah lama sekali tidak menulis di blog. Banyak hal yang sudah terjadi menunggu untuk diceritakan. Bukan curhat tapi berbagi pengalaman. 
Saat ini saya sudah resmi lulus menempuh pendidikan S1 Kebidanan di Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya. Waktu yang diperlukan adalah 2,5 tahun tapi ditambah dengan matrikulasi kenyataannya kurang lebih 3 tahun saya harus di Surabaya.
Dari proses adaptasi fisik maupun psikis sampai tumbuh rasa menyukai Surabaya sebagai second "Home". 
Mengapa adaptasi fisik? karena disana hampir setiapkali dari Jogja dan menyentuh air Surabaya selama 3-7 hari pertama selalu gatal-gatal, kulit memerah dan minta digaruk, belum lagi suhunya yang "hangat", hampir tidak mungkin tidur tanpa menyalakan kipas di kos. Kalau keluar ruangan pada jam 10.00-15.00 harus pakai atribut lengkap APD (alat perlindungan diri) karena hangatnya sinar matahari seperti datang dari berbagai arah sampai "teng clekit" walhasil bila tanpa APD kulit seperti di tanning, kulit yang aslinya sudah sawo matang maka dengan segera akan menjadi sawo bakar..  Ada old joke penjelasan kenapa surabaya "hangat", karena disitu mataharinya ada 7, karena hampir setiap mall punya 1 matahari, dan di sini adalah surganya  Mall.

Adaptasi psikisnya? mulai membiasakan dengan nada bicara Suroboyo-nan, yang lebih terdengar seperti orang yang sedang bertengkar saat pertama kali tertangkap di telinga (mungkin karena di Jogja terbiasa dalam lingkungan yang nguri-uri budaya "boso kromo alus"). Selain nada, jujur kata seperti sampeyan, koen, cak, dan pisuhan janc** terasa kasar sekali, padahal ini biasa bahkan terucap dari gadis kuliahan.. dan saat berinteraksi dengan beberapa anak di sana sering roaming dengan arti bahasa yang dipakai seperti "mene= besok, budhal=berangkat, ga atik= tidak menyertakan, koen=kamu, lapo=kanapa, po'o=tambahan hampir pada setiap akhir kalimat permintaan, loo= kata ini selalu tersemat setelah subjek pada kalimat pembelaan untuk menyangatkan #susah dijelaskan, kesan awalnya seperti angkuh tapi lama-lama saya pun tertular memakainya, hehe (khusus untuk budaya pisuhan, no way.. saya memilih untuk tidak menggunakannya)
Satu kata pisuhan yang membuat saya gagal paham adalah "jangkrik", kenapa pula dengan satu hewan ini, padahal jangkrik kan binatang yang imut, dengan suara menentramkan saat malam, tidak ada yang membahayakan dari jangkrik, pun tidak ada serem-seremnya.. 

Masuk perkuliahan dihadapkan pada matrikulasi, bertemu dengan pengajar bertitel profesor #pas d3 soalnya belum ada, dan ternyata ini yang membuat Be-da.. dalam arti positif..
Kuliah yang sebenarnya dimulai sekitar bulan Januari 2012, pendidikan ditempuh selama 3 semester dengan praktik lapangan setiap semesternya selama 6 minggu pada 3 lokasi berbeda di pelayaan kesehatan Surabaya. Pada setiap tempat praktik, mahasiswa hanya diharuskan membuat satu jenis laporan pendahuluan (LP) kasus tertentu yang ditentukan oleh tempat lahan praktik dan diseminarkan pada pertengahan minggu sebelum pindah tempat praktik dihadapan petinggi rumah sakit/ruangan dan dipertanggungjawabkan secara teori dengan dosen pembimbing. Kerjasama yang baik antar mahasiswa dalam satu kelompok adalah hal yang wajib. Saat itu saya cukup bahagia tidak harus membuat askeb target seperti D3, yang kemudian membuat sedih ternyata semua askeb target dikumpulkan pada saat profesi. Huwaaa..kenapa tidak dicicil saja sejak saat semester awal.. 

PKL semester 6 Juli 2012 saya mendapatkan tempat di RB Anugrah, Puskesmas Sidotopo Wetan, dan Ruang Nifas RSU Haji. Pengalaman yang didapatkan sungguh nano-nano dan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan sampai saat ini. Suka duka benar-benar membuat rindu tapi tidak benar2 ingin kembali, hehe

PKL  ke dua pada semester 7 praktiknya hanya 4 minggu tapi sesuatuh...tempatnya di RS Dr Soewandie, ruang Anak dan Ruang bersalin, pada kala itu ruang bersalin belum direnovasi, karna pada tahun 2013 saat saya kembali profesi mendapatkan tempat disana sudah menjadi ruang Nifas. Kesan mendalam saat bertugas di ruang anak adalah TTV nya... ehemmmmm...ruarrr biasa...

Hal menyenangkan berikutnya yang tidak pernah didapatkan ketika kuliah D3 adalah KKN, yeayy! akhirnya merasakan kumpul menjadi satu dengan anak fakultas lain ditempatkan di wilayah pegunungan Probolinggo desa Wonogoro, yang khas dengan madu, duren dan air terjun Madangkaripura...daaan Bromooo.. ^_^
 Kalo diceritakan setiap tempatnya pasti bisa jadi satu artikel panjang.. mungkin suatu saat nanti saat kalo sedang mood akan saya tulis kembali satu persatu sambil mengumpulkan kembali memori yang terserak.

Semester 8 tidak ada lagi PKL karena didominasi oleh tugas penyusunan skripsi, dan sifat idealis saya muncul disini, mewujudkan cita-cita penelitian pada saat D3 dulu yang sempat tertunda, dengan metode eksperimen, berani-beraninya saya mencoba meneliti psikologis pasien kanker stadium akhir di RSU Dr Soetomo. Tidak main-main proses ijinnya w.o.w dengan tantangan biaya yang lumayan banyak belum lagi syarat dari komite etis, alhamdulillah semua teratasi tanpa biaya seperti yang saya bayangkan, hampir semua referensi saya ambil dari buku dan jurnal luar negeri karena menerapkan metode yang belum pernah dipakai di Indonesia, meski dulu saat membuat seperti hidup segan mati tak mau, peribahasa berakit-rakit ke hulu benar-benar terasa.. mengenang skripsi saat ini bagaikan sedang menghisap permen manis nan menyegarkan,.. sungguh manis kawan...
Setelah skripsi peristiwa penting selanjutnya adalah wisuda, dan menjadi wisuda saya yang ke-2 setelah wisuda D3, 
Ternyata semua hal diatas belum ada apa-apanya dibandingkan profesi selama 11 stase dengan lama 3 minggu setiap stasenya, semua mahasiswi diwajibkan membuat 1 Laporan Kasus mandiri, 1 Laporan Kasus Kelompok dan DISEMINARKAN, dengan jumlah asuhan kebidanan target sebanyak 257 buah terdiri dari semua wilayah kompetensi bidan. Disinilah perjuangan fisik dan mental digodok habis-habisan. Seperti dimasak dalam panci presto bertekanan tinggi, dan banyak rekan seperjuangan yang tumbang sakit, mengulang stase, dan mungkin illfil sama pembimbing.. Namun alhamdulillah sekali lagi peristiwa suka maupun duka lebur tergantikan dengan rasa bahagia ketika semua berakhir dengan baik, ditutup dengan pelantikan pada tanggal 22 Oktober 2014..

Hal indah anugerah dari Allah SWT sebagai penawar sebuah peristiwa besar dalam hidupku kemarin adalah hasil tes 3 Oktober 2014, bertepatan dengan puasa Arafah 9 Dzulhijah
http://bkd.slemankab.go.id/images/dokumen/binbang/CAT_2014/Sleman_sesi_6_nilai.pdf
Alhamdulilahirobbil 'alamin

Sabtu, 05 Oktober 2013


Second destination,..
If Allah will I will do so...
Bismillahirrohmannirrohim,,,