Tahun 1995 lalu, pantat dan kakiku pernah di sana :). Sensasi yang sangat menyenangkan adalah ketika angin dengan kencang menerpa poni di dahi yang berpeluh karna berlarian sepanjang jam istirahat, lalu gravitasi memainkan perannya dengan baik, naiiik.....wuuzzzz......turun.....wuzzzz...... gerak harmonis pada titik setimbang yang indah...
Tapi kala itu aku bukanlah seorang yang bisa dengan mudah menyentuh benda menakjubkan itu saat istirahat tiba... Selalu ada anak lain, sebut saja "mawar" yang selalu menguasai "yun" (nama panggilanku untuk si yunyunan). Biasanya Bu Guru akan menyuruh anak-anak bermain dengan adil bila sudah ada seseorang yang menangis karena tidak di ijinkan ikut naik ayunan bergantian. Hmm, tapi anak yang menangis itu bukanlah tipeku.
Aku menunggu dengan sabar, dengan mata tak lepas dari "Yun" yang tengah mengeluarkan suara sedih ngiik......ngiiik dan masih bersabar ketika raut bahagia pemakainya mengisyaratkan tidak akan pernah melepaskan ayunan itu untukku.
Hingga giliranku tiba, binar mata bahagiaku bersambut dengan suara ngiik halus sebagai tanda telah di ijinkannya diriku menaikinya... :) maka kami (aku dan Yun) tidak lagi mengeluarkan suara "ngiik" yang sedih. Di telingaku suara ngiik akan berbeda beberapa oktaf menjadi "ngiik" yang bahagia, kaki kecilku menjejak tanah melawan gaya gesek engsel agar yunyunan tidak berhenti bergerak. Kemudian tanganku berpegang erat pada lengannya yang kurus, ia menjagaku agar tetap stabil di dudukan, dan kami menjadi komposer lagu sederhana: DUKKK (jejakan kaki) NGIIIKK.....(suara tawa yunyunan)...WUZZZZ....(angin turut serta bergabung)...
Yang paling menyenangkan dari kesemuanya adalah "Kemerdekaan Anak Kecil" saat itu aku tidak harus memikirkan berapa banyak PR, laporan, menghitung percepatan gravitasi pendulum, proposal, atau berapa banyak uang yang harus di hemat untuk hidup "in de kost" di kota perantauan ini.
Di sini, kota tempat tinggalku sekarang, adalah kota dengan 5 matahari (kata temanku), dan kemungkinan benda-benda yang terbuat dari besi tidak akan bertahan lama karena udara kota tercemar yang asam membuat semua jadi lebih mudah berkarat. "Yun" memang lebih baik di sana, di Jogja. Tidak perlu merantau jauh-jauh karna disana ada perosotan dan mainan lain di halaman mungil yang setia menemani.
Lama sekali rasanya aku tidak lagi melewati mantan TK ku lagi, terakhir kali kapan ya... hmm.. lupa...
Suatu saat pulang ke Jogja ingin ke TK ABA sekedar menyapa "Yun...Apa kabarmu sekarang?"...
Sekarang tak mungkin lagi aku mencuri-curi waktu pulang sekolah melompati pagar pembatas SD dan TK sekedar menaikimu, badanku secara udah gedeee...udah ganti tempat sekolah 6 kali, dan meskipun halaman mereka besuar besuaar, TIDAK ADA YANG SEPERTI KAMU disana. #krik krik krik
"Mak,ane ikutan giveaway-nya ye,mak! Kasih ane hadiahnya yang buku Memeluk Mimpi Mendayung Harapan karya Alberthiene Endah, atau novelnya mbak Endah Raharjo berjudul Senja Di Chao Phraya atau satu paket kecantikan dari Oriflame..