Sudah lama sekali tidak menulis di blog. Banyak hal yang sudah terjadi menunggu untuk diceritakan. Bukan curhat tapi berbagi pengalaman.
Saat ini saya sudah resmi lulus menempuh pendidikan S1 Kebidanan di Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya. Waktu yang diperlukan adalah 2,5 tahun tapi ditambah dengan matrikulasi kenyataannya kurang lebih 3 tahun saya harus di Surabaya.
Dari proses adaptasi fisik maupun psikis sampai tumbuh rasa menyukai Surabaya sebagai second "Home".
Mengapa adaptasi fisik? karena disana hampir setiapkali dari Jogja dan menyentuh air Surabaya selama 3-7 hari pertama selalu gatal-gatal, kulit memerah dan minta digaruk, belum lagi suhunya yang "hangat", hampir tidak mungkin tidur tanpa menyalakan kipas di kos. Kalau keluar ruangan pada jam 10.00-15.00 harus pakai atribut lengkap APD (alat perlindungan diri) karena hangatnya sinar matahari seperti datang dari berbagai arah sampai "teng clekit" walhasil bila tanpa APD kulit seperti di tanning, kulit yang aslinya sudah sawo matang maka dengan segera akan menjadi sawo bakar.. Ada old joke penjelasan kenapa surabaya "hangat", karena disitu mataharinya ada 7, karena hampir setiap mall punya 1 matahari, dan di sini adalah surganya Mall.
Adaptasi psikisnya? mulai membiasakan dengan nada bicara Suroboyo-nan, yang lebih terdengar seperti orang yang sedang bertengkar saat pertama kali tertangkap di telinga (mungkin karena di Jogja terbiasa dalam lingkungan yang nguri-uri budaya "boso kromo alus"). Selain nada, jujur kata seperti sampeyan, koen, cak, dan pisuhan janc** terasa kasar sekali, padahal ini biasa bahkan terucap dari gadis kuliahan.. dan saat berinteraksi dengan beberapa anak di sana sering roaming dengan arti bahasa yang dipakai seperti "mene= besok, budhal=berangkat, ga atik= tidak menyertakan, koen=kamu, lapo=kanapa, po'o=tambahan hampir pada setiap akhir kalimat permintaan, loo= kata ini selalu tersemat setelah subjek pada kalimat pembelaan untuk menyangatkan #susah dijelaskan, kesan awalnya seperti angkuh tapi lama-lama saya pun tertular memakainya, hehe (khusus untuk budaya pisuhan, no way.. saya memilih untuk tidak menggunakannya)
Satu kata pisuhan yang membuat saya gagal paham adalah "jangkrik", kenapa pula dengan satu hewan ini, padahal jangkrik kan binatang yang imut, dengan suara menentramkan saat malam, tidak ada yang membahayakan dari jangkrik, pun tidak ada serem-seremnya..
Masuk perkuliahan dihadapkan pada matrikulasi, bertemu dengan pengajar bertitel profesor #pas d3 soalnya belum ada, dan ternyata ini yang membuat Be-da.. dalam arti positif..
Kuliah yang sebenarnya dimulai sekitar bulan Januari 2012, pendidikan ditempuh selama 3 semester dengan praktik lapangan setiap semesternya selama 6 minggu pada 3 lokasi berbeda di pelayaan kesehatan Surabaya. Pada setiap tempat praktik, mahasiswa hanya diharuskan membuat satu jenis laporan pendahuluan (LP) kasus tertentu yang ditentukan oleh tempat lahan praktik dan diseminarkan pada pertengahan minggu sebelum pindah tempat praktik dihadapan petinggi rumah sakit/ruangan dan dipertanggungjawabkan secara teori dengan dosen pembimbing. Kerjasama yang baik antar mahasiswa dalam satu kelompok adalah hal yang wajib. Saat itu saya cukup bahagia tidak harus membuat askeb target seperti D3, yang kemudian membuat sedih ternyata semua askeb target dikumpulkan pada saat profesi. Huwaaa..kenapa tidak dicicil saja sejak saat semester awal..
PKL semester 6 Juli 2012 saya mendapatkan tempat di RB Anugrah, Puskesmas Sidotopo Wetan, dan Ruang Nifas RSU Haji. Pengalaman yang didapatkan sungguh nano-nano dan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan sampai saat ini. Suka duka benar-benar membuat rindu tapi tidak benar2 ingin kembali, hehe
PKL ke dua pada semester 7 praktiknya hanya 4 minggu tapi sesuatuh...tempatnya di RS Dr Soewandie, ruang Anak dan Ruang bersalin, pada kala itu ruang bersalin belum direnovasi, karna pada tahun 2013 saat saya kembali profesi mendapatkan tempat disana sudah menjadi ruang Nifas. Kesan mendalam saat bertugas di ruang anak adalah TTV nya... ehemmmmm...ruarrr biasa...
Hal menyenangkan berikutnya yang tidak pernah didapatkan ketika kuliah D3 adalah KKN, yeayy! akhirnya merasakan kumpul menjadi satu dengan anak fakultas lain ditempatkan di wilayah pegunungan Probolinggo desa Wonogoro, yang khas dengan madu, duren dan air terjun Madangkaripura...daaan Bromooo.. ^_^
Kalo diceritakan setiap tempatnya pasti bisa jadi satu artikel panjang.. mungkin suatu saat nanti saat kalo sedang mood akan saya tulis kembali satu persatu sambil mengumpulkan kembali memori yang terserak.
Semester 8 tidak ada lagi PKL karena didominasi oleh tugas penyusunan skripsi, dan sifat idealis saya muncul disini, mewujudkan cita-cita penelitian pada saat D3 dulu yang sempat tertunda, dengan metode eksperimen, berani-beraninya saya mencoba meneliti psikologis pasien kanker stadium akhir di RSU Dr Soetomo. Tidak main-main proses ijinnya w.o.w dengan tantangan biaya yang lumayan banyak belum lagi syarat dari komite etis, alhamdulillah semua teratasi tanpa biaya seperti yang saya bayangkan, hampir semua referensi saya ambil dari buku dan jurnal luar negeri karena menerapkan metode yang belum pernah dipakai di Indonesia, meski dulu saat membuat seperti hidup segan mati tak mau, peribahasa berakit-rakit ke hulu benar-benar terasa.. mengenang skripsi saat ini bagaikan sedang menghisap permen manis nan menyegarkan,.. sungguh manis kawan...
Setelah skripsi peristiwa penting selanjutnya adalah wisuda, dan menjadi wisuda saya yang ke-2 setelah wisuda D3,
Ternyata semua hal diatas belum ada apa-apanya dibandingkan profesi selama 11 stase dengan lama 3 minggu setiap stasenya, semua mahasiswi diwajibkan membuat 1 Laporan Kasus mandiri, 1 Laporan Kasus Kelompok dan DISEMINARKAN, dengan jumlah asuhan kebidanan target sebanyak 257 buah terdiri dari semua wilayah kompetensi bidan. Disinilah perjuangan fisik dan mental digodok habis-habisan. Seperti dimasak dalam panci presto bertekanan tinggi, dan banyak rekan seperjuangan yang tumbang sakit, mengulang stase, dan mungkin illfil sama pembimbing.. Namun alhamdulillah sekali lagi peristiwa suka maupun duka lebur tergantikan dengan rasa bahagia ketika semua berakhir dengan baik, ditutup dengan pelantikan pada tanggal 22 Oktober 2014..
Hal indah anugerah dari Allah SWT sebagai penawar sebuah peristiwa besar dalam hidupku kemarin adalah hasil tes 3 Oktober 2014, bertepatan dengan puasa Arafah 9 Dzulhijah
http://bkd.slemankab.go.id/images/dokumen/binbang/CAT_2014/Sleman_sesi_6_nilai.pdf
Alhamdulilahirobbil 'alamin